keep spirit

Gengsi tidak membuat kamu berhasil tetapi keberhasilanmu lah yg buat kamu bergengsi :)

Selasa, 10 September 2013

CARA MEMBUAT BAKSO PENTOL UBAYA


CARA MEMBUAT BAKSO PENTOL UBAYA
BAHAN:
300 GR DAGING SAPI ATAU AYAM CINCANG
3 SDM TEPUNG KANJI (TAPIOCA FLOUR)
3 BUAH BAWANG PUTIH, DIHALUSKAN / 2 SDT GARLIC POWDER
1 BUTIR TELUR, PUTIHNYA SAJA
1 SDT BAKING POWDER SUPAYA BAKSONYA MENGEMBANG BAGUS
1 SDT GARAM HALUS
1 BUAH MAGGI BLOK
MERICA BUBUK SECUKUPNYA
PALA BUBUK SECUKUPNYA

AIR SECUKUPNYA UTK MEREBUS SI PENTOL ^_^

PEMBUATAN:
ADUK SEMUA BAHAN DIATAS DENGAN BLENDER SAMPAI TERCAMPUR
RATA DAN LEMBUT. ULANGI BERKALI-KALI SAMPAI HALUS DAN LEMBUT.

JIKA TERLALU SULIT DIBLEND, BERI SEDIKIT AIR ES.

SETELAH HALUS DAN MERATA, BENTUK MENJADI BULATAN2 BAKSO
(AKA. PENTOL) DENGAN MENGGUNAKAN 2 BUAH SENDOK KECIL.

KALAU MALAS SEPERTI SAYA, ADA CARA YANG LEBIH PRAKTIS;
TARUH SEKEPALAN ADONAN DITELAPAK TANGAN,
GENGGAM SEPERTI MENGEPALKAN TANGAN DAN TEKAN SUPAYA MEMADAT,
KELUARKAN ADONAN DARI UJUNG KEPALAN (DIANTARA IBU JARI DAN TELUNJUK),
POTONG MEMBULAT DENGAN SENDOK KECIL.
HASILNYA TIDAK SEBULAT BAKSO YANG DIBULATKAN SATU PERSATU-SATU,
TAPI PROSES PEMBULATAN PENTOL JAUUUUH LEBIH CEPAT
REALITAS SOSIAL DI MASYARAKAT a. Interaksi Sosial Ketika Anda bercakap-cakap dengan teman atau menghadap guru, berarti Anda telah melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial adalah cara-cara hubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu. Interaksi sosial dapat berupa hubungan antarpribadi, antara individu dengan kelompok, antarkelompok, dan antara individu dengan lingkungan. b. Kebudayaan Sebagai makhluk yang memiliki akal dan budi, manusia menciptakan ke- budayaan untuk melindungi diri dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Misal- nya, dalam usaha melindungi diri dari cuaca, manusia menciptakan pakaian dan rumah. Untuk melindungi diri dari ancaman binatang buas, manusia men- ciptakan berbagai macam alat perlindungan. Kebudayaan yang diciptakan manu- sia ini juga termasuk fakta sosial yang dikaji sosiologi. c. Nilai dan Norma Sosial Apakah Anda dapat membayangkan hidup di dalam masyarakat tanpa aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama? Apa yang akan terjadi apabila anak-anak di rumah merasa tidak perlu menghormati orang tuanya, dan orang tua merasa tidak perlu bertanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya? Apa yang akan terjadi apabila para siswa di kelas merasa tidak wajib menghormati guru dan teman-temannya; para pengendara kendaraan di jalan bebas sebebas- bebasnya memakai jalan; dan para penjahat dibiarkan saja tanpa hukuman? Tentu yang terjadi adalah kekacauan. Di situlah peran nilai dan norma sosial. Nilai sosial adalah sesuatu yang bersifat abstrak berupa prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan, maupun keyakinan-keyakinan yang berlaku di suatu masyarakat. Prinsip-prinsip dalam nilai sosial itu menyangkut penilaian apakah sesuatu baik, benar, dan berharga yang seharusnya dimiliki dan dicapai oleh warga masyarakat. Norma sosial merupakan bentuk konkret dari nilai-nilai sosial yang berupa peraturan, kaidah, atau hukuman. Nilai dan norma sosial merupakan fakta yang ada dalam masyarakat, sehingga tidak bisa diabaikan dalam studi sosiologi. d. Stratifikasi Sosial Di sekolah, Anda pasti merasa adanya perbedaan hak dan kewajiban antara guru dan murid. Di masyarakat atau desa juga terjadi perbedaan kedudukan seperti itu, misalnya si A termasuk orang kaya, sedang si B termasuk orang miskin. Bahkan, dalam masyarakat tradisional kita juga sering dibedakan adanya golongan bangsawan (priyayi) dengan golongan orang kebanyakan. Kenyataan bahwa manusia dalam masyarakat memiliki strata berbeda, tidak boleh diabaikan dalam kajian sosiologi, karena perbedaan itu memberikan dampak pada hubungan dengan kelompok lain dengan segala akibat baik dan buruknya. Golongan priyayi mempunyai strata paling atas pada masyarakat jawa tradisional. e. Status dan Peran Sosial Status sosial dapat disamakan de- ngan kedudukan, peringkat atau posisi seseorang dalam masyarakat. Di dalam suatu status, terkandung sejumlah hak dan kewajiban. Misalnya, seorang yang berstatus sebagai siswa, maka dia me- miliki hak untuk mendapatkan ilmu dan sekaligus memiliki kewajiban untuk be- lajar dengan tekun. Status sosial berkaitan erat dengan peran sosial. Status bersifat pasif, sedangkan peran sosial bersifat dinamis. Peran sosial adalah tingkah laku yang diharapkan muncul dari seseorang yang memiliki status tertentu. Misalnya, tingkah laku yang diharapkan dari seorang yang berstatus siswa adalah rajin belajar, hormat kepada guru, dan lain-lain. Baik peran maupun status sosial turut mewarnai keberadaan suatu masyarakat, karena itu turut dipelajari dalam sosiologi. f. Perubahan Sosial Suatu masyarakat bukanlah komunitas pasif dan monoton melainkan selalu mengalami perubahan-perubahan. Misalnya, perubahan sistem dunia politik di Indonesia yang semula terdiri atas tiga partai politik menjadi sistem multi partai, mau tidak mau telah mengubah tata kehidupan berbangsa dan bernegara. Demikian juga, apabila di kelas Anda tiba-tiba diberlakukan tata tertib baru, tentu para siswa akan menyesuaikan dengan aturan baru itu. Sehingga terjadilah perubahan sosial. Kenyataan di masyarakat yang selalu berubah seperti itu juga dikaji dalam sosiologi.

Sumber :http://www.bangmu2.com/2012/07/realitas-sosial-di-masyarakat.html
REALITAS SOSIAL DI MASYARAKAT a. Interaksi Sosial Ketika Anda bercakap-cakap dengan teman atau menghadap guru, berarti Anda telah melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial adalah cara-cara hubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu. Interaksi sosial dapat berupa hubungan antarpribadi, antara individu dengan kelompok, antarkelompok, dan antara individu dengan lingkungan. b. Kebudayaan Sebagai makhluk yang memiliki akal dan budi, manusia menciptakan ke- budayaan untuk melindungi diri dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Misal- nya, dalam usaha melindungi diri dari cuaca, manusia menciptakan pakaian dan rumah. Untuk melindungi diri dari ancaman binatang buas, manusia men- ciptakan berbagai macam alat perlindungan. Kebudayaan yang diciptakan manu- sia ini juga termasuk fakta sosial yang dikaji sosiologi. c. Nilai dan Norma Sosial Apakah Anda dapat membayangkan hidup di dalam masyarakat tanpa aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama? Apa yang akan terjadi apabila anak-anak di rumah merasa tidak perlu menghormati orang tuanya, dan orang tua merasa tidak perlu bertanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya? Apa yang akan terjadi apabila para siswa di kelas merasa tidak wajib menghormati guru dan teman-temannya; para pengendara kendaraan di jalan bebas sebebas- bebasnya memakai jalan; dan para penjahat dibiarkan saja tanpa hukuman? Tentu yang terjadi adalah kekacauan. Di situlah peran nilai dan norma sosial. Nilai sosial adalah sesuatu yang bersifat abstrak berupa prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan, maupun keyakinan-keyakinan yang berlaku di suatu masyarakat. Prinsip-prinsip dalam nilai sosial itu menyangkut penilaian apakah sesuatu baik, benar, dan berharga yang seharusnya dimiliki dan dicapai oleh warga masyarakat. Norma sosial merupakan bentuk konkret dari nilai-nilai sosial yang berupa peraturan, kaidah, atau hukuman. Nilai dan norma sosial merupakan fakta yang ada dalam masyarakat, sehingga tidak bisa diabaikan dalam studi sosiologi. d. Stratifikasi Sosial Di sekolah, Anda pasti merasa adanya perbedaan hak dan kewajiban antara guru dan murid. Di masyarakat atau desa juga terjadi perbedaan kedudukan seperti itu, misalnya si A termasuk orang kaya, sedang si B termasuk orang miskin. Bahkan, dalam masyarakat tradisional kita juga sering dibedakan adanya golongan bangsawan (priyayi) dengan golongan orang kebanyakan. Kenyataan bahwa manusia dalam masyarakat memiliki strata berbeda, tidak boleh diabaikan dalam kajian sosiologi, karena perbedaan itu memberikan dampak pada hubungan dengan kelompok lain dengan segala akibat baik dan buruknya. Golongan priyayi mempunyai strata paling atas pada masyarakat jawa tradisional. e. Status dan Peran Sosial Status sosial dapat disamakan de- ngan kedudukan, peringkat atau posisi seseorang dalam masyarakat. Di dalam suatu status, terkandung sejumlah hak dan kewajiban. Misalnya, seorang yang berstatus sebagai siswa, maka dia me- miliki hak untuk mendapatkan ilmu dan sekaligus memiliki kewajiban untuk be- lajar dengan tekun. Status sosial berkaitan erat dengan peran sosial. Status bersifat pasif, sedangkan peran sosial bersifat dinamis. Peran sosial adalah tingkah laku yang diharapkan muncul dari seseorang yang memiliki status tertentu. Misalnya, tingkah laku yang diharapkan dari seorang yang berstatus siswa adalah rajin belajar, hormat kepada guru, dan lain-lain. Baik peran maupun status sosial turut mewarnai keberadaan suatu masyarakat, karena itu turut dipelajari dalam sosiologi. f. Perubahan Sosial Suatu masyarakat bukanlah komunitas pasif dan monoton melainkan selalu mengalami perubahan-perubahan. Misalnya, perubahan sistem dunia politik di Indonesia yang semula terdiri atas tiga partai politik menjadi sistem multi partai, mau tidak mau telah mengubah tata kehidupan berbangsa dan bernegara. Demikian juga, apabila di kelas Anda tiba-tiba diberlakukan tata tertib baru, tentu para siswa akan menyesuaikan dengan aturan baru itu. Sehingga terjadilah perubahan sosial. Kenyataan di masyarakat yang selalu berubah seperti itu juga dikaji dalam sosiologi.

Sumber :http://www.bangmu2.com/2012/07/realitas-sosial-di-masyarakat.html
REALITAS SOSIAL DI MASYARAKAT a. Interaksi Sosial Ketika Anda bercakap-cakap dengan teman atau menghadap guru, berarti Anda telah melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial adalah cara-cara hubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu. Interaksi sosial dapat berupa hubungan antarpribadi, antara individu dengan kelompok, antarkelompok, dan antara individu dengan lingkungan. b. Kebudayaan Sebagai makhluk yang memiliki akal dan budi, manusia menciptakan ke- budayaan untuk melindungi diri dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Misal- nya, dalam usaha melindungi diri dari cuaca, manusia menciptakan pakaian dan rumah. Untuk melindungi diri dari ancaman binatang buas, manusia men- ciptakan berbagai macam alat perlindungan. Kebudayaan yang diciptakan manu- sia ini juga termasuk fakta sosial yang dikaji sosiologi. c. Nilai dan Norma Sosial Apakah Anda dapat membayangkan hidup di dalam masyarakat tanpa aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama? Apa yang akan terjadi apabila anak-anak di rumah merasa tidak perlu menghormati orang tuanya, dan orang tua merasa tidak perlu bertanggung jawab atas kehidupan anak-anaknya? Apa yang akan terjadi apabila para siswa di kelas merasa tidak wajib menghormati guru dan teman-temannya; para pengendara kendaraan di jalan bebas sebebas- bebasnya memakai jalan; dan para penjahat dibiarkan saja tanpa hukuman? Tentu yang terjadi adalah kekacauan. Di situlah peran nilai dan norma sosial. Nilai sosial adalah sesuatu yang bersifat abstrak berupa prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan, maupun keyakinan-keyakinan yang berlaku di suatu masyarakat. Prinsip-prinsip dalam nilai sosial itu menyangkut penilaian apakah sesuatu baik, benar, dan berharga yang seharusnya dimiliki dan dicapai oleh warga masyarakat. Norma sosial merupakan bentuk konkret dari nilai-nilai sosial yang berupa peraturan, kaidah, atau hukuman. Nilai dan norma sosial merupakan fakta yang ada dalam masyarakat, sehingga tidak bisa diabaikan dalam studi sosiologi. d. Stratifikasi Sosial Di sekolah, Anda pasti merasa adanya perbedaan hak dan kewajiban antara guru dan murid. Di masyarakat atau desa juga terjadi perbedaan kedudukan seperti itu, misalnya si A termasuk orang kaya, sedang si B termasuk orang miskin. Bahkan, dalam masyarakat tradisional kita juga sering dibedakan adanya golongan bangsawan (priyayi) dengan golongan orang kebanyakan. Kenyataan bahwa manusia dalam masyarakat memiliki strata berbeda, tidak boleh diabaikan dalam kajian sosiologi, karena perbedaan itu memberikan dampak pada hubungan dengan kelompok lain dengan segala akibat baik dan buruknya. Golongan priyayi mempunyai strata paling atas pada masyarakat jawa tradisional. e. Status dan Peran Sosial Status sosial dapat disamakan de- ngan kedudukan, peringkat atau posisi seseorang dalam masyarakat. Di dalam suatu status, terkandung sejumlah hak dan kewajiban. Misalnya, seorang yang berstatus sebagai siswa, maka dia me- miliki hak untuk mendapatkan ilmu dan sekaligus memiliki kewajiban untuk be- lajar dengan tekun. Status sosial berkaitan erat dengan peran sosial. Status bersifat pasif, sedangkan peran sosial bersifat dinamis. Peran sosial adalah tingkah laku yang diharapkan muncul dari seseorang yang memiliki status tertentu. Misalnya, tingkah laku yang diharapkan dari seorang yang berstatus siswa adalah rajin belajar, hormat kepada guru, dan lain-lain. Baik peran maupun status sosial turut mewarnai keberadaan suatu masyarakat, karena itu turut dipelajari dalam sosiologi. f. Perubahan Sosial Suatu masyarakat bukanlah komunitas pasif dan monoton melainkan selalu mengalami perubahan-perubahan. Misalnya, perubahan sistem dunia politik di Indonesia yang semula terdiri atas tiga partai politik menjadi sistem multi partai, mau tidak mau telah mengubah tata kehidupan berbangsa dan bernegara. Demikian juga, apabila di kelas Anda tiba-tiba diberlakukan tata tertib baru, tentu para siswa akan menyesuaikan dengan aturan baru itu. Sehingga terjadilah perubahan sosial. Kenyataan di masyarakat yang selalu berubah seperti itu juga dikaji dalam sosiologi.

Sumber :http://www.bangmu2.com/2012/07/realitas-sosial-di-masyarakat.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar